Hidroponik
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hidroponik (Inggris:
hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu
hydro yang berarti
air dan
ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai
soilless culture atau budidaya
tanaman tanpa
tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya
tanaman yang memanfaatkan
air dan tanpa menggunakan
tanah sebagai media tanam atau
soilless. Teknik hidroponik banyak dilakukan dalam skala kecil sebagai hobi di kalangan masyarakat Indonesia. Pemilihan jenis
tanaman
yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan.
Jenis tanaman yang mempunyai nilai jual di atas rata-rata di antaranya
yaitu:
- Paprika
- Tomat
- Timun Jepang
- Melon
- Terong Jepang
- Selada
Bertanam dengan sistem hidroponik, dalam dunia
pertanian
bukan merupakan hal yang baru. Namun demikian hingga kini masih banyak
masyarakat yang belum tahu dengan jelas bagaimana cara melakukan dan apa
keuntungannya. Untuk itu dalam tulisan ini akan dipaparkan secara
ringkas dan praktis bertanam dengan cara hidroponik. Dalam kajian
bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos
yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas
teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi
bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa
tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam
secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan
pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila
nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari
tanah adalah untuk penyangga
tanaman dan
air yang ada merupakan pelarut
nutrisi, untuk kemudian bisa diserap
tanaman.
Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan
hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan
nutrisi.